Minggu, 06 Januari 2013

Demi Amal, Gadis-gadis Ini Berpose 'Menantang'

Pose Telanjang Mahasiwi Warwick University (wolipop.com)
Banyak cara yang dilakukan orang untuk mengumpulkan dana kemanusian untuk membantu orang-orang yang tidak beruntung. Mulai dari seruan untuk menyumbang, turun ke jalan meminta langsung sumbangan, menggelar konser amal dan bahkan dengan cara-cara yang dianggap 'tidak wajar' seperti yang dilakukan beberapa mahasiswi Warwick University ini.

Seperti diberitakan di beberapa media online, 15 anggota klub dayung putri dari Warwick University berpose telanjang dalam rangka kegiatan menggalang dana untuk membantu penderita kanker payudara. Tak ayal, pose telanjang para mahasiswi ini mendapat tanggapan pro dan kontra dari para pemerhati feminisme.

Dikutip dari Daily Mail, pose bugil mahasiwi Warwick University ini mendapat kritik pedas dari para blogger yang tergabung dalam perwakilan kaum feminis di Inggris, karena pose-pose semi-telanjang mereka di sebuah kalender

Dalam sebuah blog di situs Huffington Post,  Layla Haidrani, seorang mahasiswi Kent University yang mengaku sebagai aktivis feminis mengatakan bahwa konsep di kalender amal dari kelompok pendayung putri, yang berpose semi-telanjang dengan tongkat dayungnya tersebut tidak terlihat sebagai aksi untuk penggalangan dana amal dan sangat norak. Menurut Haidrani, wanita dalam kalender tersebut hanyalah korban, dan sebenarnya mereka harus dibantu karena wanita akan terus-menerus dipandang sebagai objek seks dan sesuatu yang bisa 'dijual-beli'.

Saya sependapat dengan Layla Haidrani. Menggalang dana dengan cara seperti malah mengeksploitasi kaum wanita dimana dengan berpose bugil, terkesan merendahkan martabat wanita meskipun tujuan dibalik itu adalah mulia demi kepentingan amal. 

Namun Hettie Reed, salah seorang mahasiswa Warwick yang juga menjadi model di kalender amal membantah pernyataan tersebut dan mengatakan bahwa kegiatan itu semata-mata hanya untuk kegiatan amal dan sama sekali tidak bermaksud merendahkan siapa pun.

Hettie juga sempat menyatakan kekecewaannya kepada beberapa orang yang menggambarkan kalender tersebut sebagai kemunduran bagi perempuan. "Berbicara menjadi seorang feminis adalah berarti keinginan untuk mendapatkan perlakukan yang sama seperti yang pria dapatkan. Dengan begitu, setiap wanita adalah feminis." katanya lagi.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah haruskah para penyumbang disuguhi pose-pose bugil terlebih dahulu agar mereka mengeluarkan dana untuk menyumbang? Apakah cara ini malah merendahkan martabat wanita? Bagaimana menurut Anda sobat?

Sumber info: wolipop.com



Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar

    Author

    Foto Saya
    Saya hanyalah seorang yang biasa saja. Tetapi saya memiliki keinginan yang luar biasa untuk berbagi dengan siapa saja tentang apa yang saya ketahui dan pahami. semoga bermanfaat. Amiin

    Followers